Refleksi Perkuliahan Filsafat Ilmu Bersama Prof. Marsigit : Pertemuan I-III
Pertemuan
I: Selasa 5 September
Alhamdulillahi Rabbal Alamin, setelah menempuh berbagai
proses seleksi masuk Universitas Negeri Yogyakarta akhirnya saya bisa mengikuti
proses perkuliahan. Salah satu mata kuliah yang saya ikuti pada hari pertama
adalah Filsafat Ilmu dengan dosen pengampu Prof. Dr. Marsigit. Ada stigma yang
berkembang di kalangan mahasiswa bahwa dosen Filsafat agak kaku dalam proses
pembelajaran. Namun, pengalaman berbeda saya dapatkan dengan mata kuliah
Prof.Marsigit. Beliau adalah pribadi yang sangat humoris dan low profile.
Sepanjang proses perkuliahan beliau membawakan mata kuliah dengan santai.
Sebelum memulai perkuliahan, beliau selalu mengawalinya
dengan memimpin doa bersama. Pada pertemuan ini diisi dengan perkenalan oleh
Prof Marsigit dana mahisiswa. Ada banyak
mahasiswa yang berasal dari luar jawa dalam kelas kami dari pulai sulawesi,
sumatera sampai kalimantan. Beliau juga mengawali perkuliahan ini dengan
pengenalan pada filsafat secara umum. Prof Marsigit menyampaiakan bahwa
Filsafat adalah dasar dari ilmu pengetahuan. Ilmu itu tersamar dan perlu
diungkap dan filsafat adalah ikhtiar manusia menggapai Ilmu. Beliau menekankan
bahwa manusia menggapai ilmu bukan menerima ilmu sehingga kita harus berusaha
untuk kita memilikinya.
Dengan prinsip diatas, Prof Marsigit menyampaikan bahwa
dalam mata kuliah filsafat mahasiswa hendaknya membangun pengetahuannya sendiri
dengan beliau sebagai fasilitator. Maka dari itu beliau memperkenalkan blog nya
yakni https://powermathematics.blogspot.com
dimana blog ini berisi tulisan tulisan beliau yang dapat dijadikan sebagai
media pembelajaran bagi mahasiswa dalam mata kuliah filsafat. Beliau juga
menekankan bahwa dalam mata kuliah ini tidak ada UTS dan UAS karena Prof
Marsigit akan menekankan penilaian proses bukan hasil.
Pertemuan
2: Selasa 26 September 2017
Setelah mengawali perkuliahan dengan membaca doa bersama,
Prof Marsigiti bahwa akan didakan jawab singkat yang membuat saya sedikit kaget
karena ini adalah pertama kalinya buat saya begitu pun dengan mahasiswa lain
yang belum pernah diajar oleh bapak sebelumnya. Terdapat 25 pertanyaan dalam
sesi jawab singkat ini namun saya dan sebagian besar mahasiswa lainnya tidak
mampu menjawab dengan benar satu pun
pertanyaan dari beliau. Hal ini menyadarkan kami bahwa kami masih perlu lebih
banyak belajar lagi dan lebih memahami memaknai tulisan-tulisan bapak.
Prof Marsigit selalu menekankan bahwa awal dari
berfilsafat adalah kebingungan karena dari perasaan bingung timbullah pertanyaan
dan keingintahuan. Ada 3 hal yang
mendasari hakekat filsafat yakni ontologi, epistemologi dan aksiologi. Ontologi
merupakan salah satu kajian filsafat yang paling kuno dan berasal dari Yunani.
Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Epistemologi
dapat didefinisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau
sumber, struktur, metode dan sahnya (validitasnya) pengetahuan dan aksiologi
dipahami sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan
yang diperoleh (https://id.wikipedia.org).
Objek filsafat merupakan salah satu hal yang sangat
penting dalam mempelajari filsafat. Objek filsafat sendiri terbagi menjadi dua
yakni yang ada dan mungkin ada. Objek yang adalah adalah segala seuatu yang ada
dalam fikiran manusia dan objek yang mungkin ada adalah segala sesuatu yang
belum atau tidak dimilki manusi di dalam fikiran. Pada pertemuan jujur saya
belum bisa terlalu memahami apa yang dikatakan Prof.Marsigit. Namun saya
percaya ini adalah sebuah proses yang harus saya dan teman-teman lalui dalam
menggapai ilmu.
Pertemuan
3: Selasa 3 Oktober 2017
Seperti
halnya pada pertemuan kedua mata kuliah filsafat bersama Prof Marsigit,
pertemuan ketiga diawali dengan tes jawab singkat. Terdapat 25 pertanyaan
mengenai gelaja-gejala filsafat dengan pemberian clue dari Prof Marsigit.
Hasilnya tidak perbedaan dengan pertemuan sebelumnya. Saya teteap tidak bisa
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Hal ini sekali lagi menyedarkan saya
bahwa say benar-benar masih butuh banyak belajar.
Pada pertemuan pertama Prof. Marsigit meminta kami untuk
membuat 5 pertanyaan mengenai kehidupa sehari-hari dan filsafat itu sendiri.
Beliau memilih beberapa pertanyaan untuk dijawab dan dibahas bersama. Salah
satu diantaranya adalah pertanyan dari Diman Candrasaputra yakni “kapan
sesorang dikatakan menguasai ilmu”. Prof Marsigit tidak lansung menjawab
pertanyaan tersebut melainkan balik menanyai Dimas perihal warna hp beliau.
Dimas sontak mengatakan bahwa warnanya hitam namun ternyataa jawaban tersebut
secara filsafat belum bisa dikatakan benar. Jawaban yang benar adalah selain
hitam. Prof Marsigit disini menjelaskan mengani metafisika yakni hal yang ada
dibalik fisik. Warnanya selain hitam karena sesungguhnya hp tersebut mengambil
dan menyerap semua warna kecuali warna hitam. Sejujurnya saya masih bingung
dengan penejelasn beliau mengenai hal ini.
Pertanyaan selanjutnya adalah “Apa hubungan antar
matematika dan filsafat”. Prof Marsigit
menjelaskan bahwa ada dua jenis matematika yakni matematika anak kecil dan
matematika orang dewasa. Matematika dewasa prinsipnya adalah idealisme dan
absolutisme sedangkan matematika anak filosofisnya adalah realisme dan
empirisme. Filsafat dapat membantu dalam pembelajaran matematika anak-anak.
Kita harus menyesuaikan kondisi anak dalam membelajarakan matematika dimana
matematika untuk anak-anak adalah kegiatan bukanlah sekumpulan definsi dan
teori.
Komentar
Posting Komentar