Refleksi Perkuliahan Filsafat Ilmu Bersama Prof. Marsigit : Hermeneutika

Mata kuliah Filsafat Ilmu pada hari selasa tanggal 28 November 2017 dengan dosen pengampu Prof. Dr. Marsigit, M.A yang dilaksanakan di gedung baru pascasarjana Universitas Negeri Makassar kali ini agak berbeda dari biasanya. Pada pertemuan-pertemuan sebelumnya sering Prof Marsigit isi dengan tanya jawab singkat mengenai filsafat ilmu. Namun, kal ini Prof isi dengan pemaparan mengenai ‘Hermeneutika dengan bantuan media pembelajaran power point.
Pada awal penjelasananya Prof Marsigit menunjukkan beberapa gambar dan menjelaskan bahwa pada dasarnya hidup ini bersifat siklik dan linear sesuai dengan gambar yang ditunjukkan. Kehidupan yang siklik yang dimaksud adalah sesuatu yang terjadi berulang-ulang seperti hari ini hari minggu, maka satu minggu ke depan kita akan bertemu dengan hari minggu kembali. Sebaliknya kehidupan yang linear contohnya kita tidak akan pernah bertemu dengan hari minggu yang sama dengan minggu sebelumnya. Jika dikaitkan dengan kehidupan, hidup ini siklik dan linear layaknya bumi yang mengelilingi matahari pada porosnya. Seperti pula waktu yang tidak akan pernah kembali lagi.

Selanjutnya Prof Marsigit menjelaskan bahwa hermeneutika ini digunakan di setiap segi kehidupan manusia. Dengan kata lain hermeneutika adalah proses menerjemahkan suatu kegiatan. Perekembangan proses menerjemahkan ini pada askhirnya akan mengerucut membentuka rangkaian atau proses saintifik seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah

                                                           
Jika dikaitkan dengan pembelajaran matematika, dalam melakukan  hermeenutika kita akan bertemu dengan banyak bentuk reduksi. Reduksi dalam hal ini adalah bagaimana cara kita menentukan pilihan. Guru harus mampu menentukan pembelajaran amatematika yang seperti apa yang harus mereka lakukan di kelas. Guru juga harus menyesuaikan dengan tingkat dan karakter siswa. Anak kecil harusnya diajarkan dengan matematika dalam bentuk kegiatan bukan matematika yang abstrak.
Prof Marsigit juga manganalogikan hermeneutikan sebagai gunung es dalam pembelajaran matematika dimana dalam membelajarkan matematika itu harus beberapa tahap diantaranya adalah pengenalan dunia matematis atau matematika kongkret, bahan model matematika, baru dihubungan
dengan angka, kemudian baru matematika formal atau abstrak. Pembelajaran matematika juga dapat dianalogikan sebagai sebuah fenomena.Contohnya saja fenomena seperti gunung meletus dan tsunami akan menyebabkan kesengsaraan bagi orang-orang yang tidak siap menghadapinya begitu pula dengan dengan matematika yang akan menjadi bencana bagi siswa yang tidak siap menghadapinya.


Komentar